Sejarah LPPM UIN Mahmud Yunus Batusangkar
Kehadiran Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LPPM) Universitas Islam Negeri Mahmud Yunus Batusangkar (UIN MY Batusangkar) diawali sejak keberadaan dan perkembangan UIN MY Batusangkar. Diawali dengan STAIN Batusangkar, IAIN Batusangkar dan berkembang menjadi UIN MY Batusangkar.
Keberadaan LP2M pada Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Batusangkar memiliki peran dan fungsi yang besar dalam pengembangan ilmu pengetahuan. Berdasarkan Pasal 53 Peraturan Menteri Agama Nomor 21 Tahun 2016 tentang Organisasi dan Tata Kerja IAIN Batusangkar (selanjutnya ditulis Ortaker IAIN Batusangkar), LP2M merupakan salah satu unsur pelaksana akademik institut yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Rektor. Pasal 56 Ortaker IAIN Batusangkar menerangkan bahwa LP2M mempunyai tugas melaksanakan, mengkoordinasikan, memantau, dan menilai kegiatan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat berdasarkan kebijakan Rektor. Pasal 58 Ortaker IAIN Batusangkar menggariskan bahwa LP2M IAIN Batusangkar dipimpin oleh seorang Ketua, dibantu oleh seorang Sekretaris dan tiga orang Kepala Pusat yaitu Pusat Penelitian dan Penerbitan, Pusat Pengabdian kepada Masyarakat serta Pusat Studi Gender dan Anak serta Sub Bagian Tata Usaha.
Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat merupakan 2 (dua) unsur utama dari Tri Dharma Perguruan Tinggi yang sangat penting untuk dilaksanakan secara baik dan berkelanjutan oleh seluruh civitas akademik. Budaya ilmiah yang ada di perguruan tinggi diwujudkan dengan melaksanakan kegiatan penelitian dalam bidang iptek serta berdasarkan permasalahan yang ada di lingkungan masyarakat, maka diperlukan kontribusi nyata dari perguruan tinggi, baik dalam bentuk penelitian atau dalam bentuk pengabdian kepada masyarakat.
Dalam menjalankan tugas dan fungsi Tri Dharma Perguruan Tinggi, LP2M secara konseptual-aksiologis tidak dapat menafikan dharma pendidikan dan pengajaran. Sebab ketiga dharma tersebut harus berjalan beriringan dan sinergis. Melalui pendidikan dan pengajaran dapat dikembangkan Sumber Daya Manusia (SDM) sesuai dengan kompetensi yang diharapkan. Lewat pendidikan juga akan melahirkan SDM yang pada akhirnya memiliki kapabilitas dalam melakukan riset dan kerja sosial berupa misi community empowering. Dengan melakukan penelitian, akan ditemukan berbagai informasi, ilmu pengetahuan, teori-teori baru, metode baru yang dapat dimanfaatkan untuk memperkaya bahan pembelajaran bagi dosen dan mahasiswa. Dengan itu, materi ajar tidak hanya berupa text-book yang sudah out of date dan basi, tetapi juga dari informasi dan pengetahuan terkini yang berbasis penelitian.
Di sisi lain, melalui pengabdian kepada masyarakat, insan akademik dapat belajar dari dan tentang living tradition. Banyak informasi, data, dan pelajaran yang berkembang di masyarakat. Potensi ini dapat dimanfaatkan oleh pihak kampus untuk memperkaya bahan ajar dan sekaligus dapat dijadikan sebagai pijakan melakukan penelitian, karena dari sana akan dapat diidentifikasi masalah-masalah dan potensi baru yang dapat diteliti lebih lanjut. Selanjutnya, melalui penelitian akan ditemukan pengetahuan, informasi, metode baru yang dapat dimanfaatkan bagi bahan ajar dosen atau untuk memecahkan persoalan kemasyarakatan lebih lanjut. Begitu seterusnya. Dengan kata lain, tanpa pembuktian praktis-realistis melalui pengabdian kepada masyarakat, sebuah hasil penelitian menjadi tidak valid dan proses pendidikan menjadi tidak par-exellence, karena tidak mampu mentransformasikan realitas sosial. Selanjutnya, IAIN Batusangkar berbenah meningkatkan manajemen, administrasi, mutu dosen, mahasiswa dan kualitas sumber daya lainnya. Segala bentuk upaya yang dilakukan ini berorientasi pada pencapaian visi, misi, dan tujuan IAIN Batusangkar.